A. Pengertian Masyarakat
(b) Kelompok sekunder Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
Dalam
literatur ilmu-ilmu sosial, ada banyak definisi mengenai masyarakat. Beberapa pengertian
Masyarakat menurut para ahli adalah sebagai berikut:
- Pengertian masyarakat adalah sejumlah besar orang
yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dan orang orang
di luar wilayah itu, dan memiliki budaya yang relatif sama. (Richard T.
Schaefer dan Robert P. Lamm, 1998).
- Definisi Masyarakat adalah orang orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah tertentu dan memiliki budaya bersama. (John J. Macionis, 1997).
- Pengertian masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa dipahami sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama. (Wikipedia)
- Adam smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda (as among different merchants), yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling menyakiti “may subsist among different men, as among different merchants, from a sense of its utility without any mutual love or affection, if only they refrain from doing injury to each other.”
- Pengertian Masyarakat Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.
- Pengertian masyarakat menurut Linton adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentu organisasi yang mengatur setiap individu dalam masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam masyarakat dapat mengatur diri sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan tertentu.
- Menurut M,J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang mengatur, mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the way life) tertentu.
- Menurut S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur
- J.L Gillin mengartikan masyarakat sebagai sebuah kelompok manusia yang tersebar yang memiliki kebiasaan (habit), tradisi (tradition), sikap (attitude) dan perasaan persatuan yang sama.
- Menurut Mack Ever, arti Masyarakat sebagai suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.
Masyarakat menurut Max Weber adalah
sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan
nilai-nilai yang dominan pada warganya
Ahli Sosiologi dan bapak sosiologi modern,
Emile Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Bapak Komunis, Karl Marx, memberikan definisi
masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi
ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis
Dalam Ensiklopedi Indonesia, Pengertian Masyarakat ada tiga yaitu (1)
Bentuk tertentu kelompok sosial berdasarkan rasional yang ditranslasikan
(diterjemahkan) sebagai masyarakat patembayan dalam bahasa Indonesia, lalu
kelompok sosial lain yang tetap berasaskan pada ikatan naluri kekeluargaan
(family) disebut gemain-scaft atau masyarakat Paguyuban
Pengertian kedua masyarakat berdasarkan
ensiklopedi manusia yaitu merupakan keseluruhan masyarakat manusia meliputi
seluruh kehidupan bersama (3), Menunjukkan suatu tata kemasyarakatan tertentu
dengan ciri sendiri (identitas) dan suatu otonomi (relatif) seperti masyarakat
barat, masyarakat primitif yang merupakan suku yang belum banyak berhubungan
dengan dunia sekitarnya.
Apabila masyarakat diartikan sebagai
komunitas, maka Wilkinson mendefinisikan masyarakat sebagai kelompok manusia
yang hidup bersama dalam ekologi setempat dengan batasan wilayah yang
bias.
Kemudian Pengertian masyarakat menurut Thomas
Hobber bahwa masyarakat (komunitas) adalah proses alamiah dimana orang orang
yang hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan mereka, Hobbes mengemukakan
bahwa kepentingan diri pribadi dapat didapati dalam kelompok.
Karakteristik
masyarakat adalah:
1.
Aglomerasi dari unit biologis dimana setiap anggota dapat melakukan reproduksi
dan beraktivitas
2. Memiliki
wilayah tertentu
3. Memiliki
cara untuk berkomunikasi
4.
Terjadinya diskriminasi antara warga masyarakat dan bukan warga masyarakat
5. Secara
kolektif menghadapi ataupun menghindari musuh.
Dan berbagai
definisi yang ada, dapat dicatat beberapa unsur penting masyarakat sebagai
berikut:
- Adanya sekelompok manusia yang
hidup bersama. Dalam hal ini, tidak dipersoalkan berapa jumlah manusia
yang hidup bersama itu. Sedikitnya ada dua orang.
- Kehidupan hersama tersebut
berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ungkapan “cukup lama” bukanlah
sebuah ukuran angka. Melainkan, hendak menunjukkan bahwa kehidupan bersama
tersebut tidak bersifat insidental dan spontan, namun dilakukan untuk
jangka panjang.
- Adanya kesadaran di antara
anggota bahwa mereka merupakan satu kehidupan bersama. Dengan demikian,
ada solidaritas di antara warga dan kelompok manusia tersebut.
- Kelompok manusia tersebut
merupakan sebuah kehidupan bersama. Maksudnya, mereka memiliki budaya
bersama yang membuat anggota kelompok saling terikat satu sama lain.
(Pengertian
Masyarakat) Dalam kenyataan, ada perbedaan antara kelompok masyarakat yang
sama dengan kelompok masyarakat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena
masyarakat mengalami evolusi, atau perkembangan secara lambat. Berdasarkan
tahap yang dicapai dalam proses evolusi, terdapat beberapa tipe kelompok
masyarakat.
(Pengertian
masyakat) Menurut Gerhard Lenski dan Jean Lenski (Macionis, 1997),
tipe-tipe kelompok masyarakat tersebut adalah masyarakat pemburu dan pengumpul,
masyarakat peladang dan peternak. masvarakat agraris, masyarakat industri, dan
masyarakat pascaindustri.
Berbagai
tipe masyarakat ini memiliki beberapa persamaan Salah satunya adalah kesediaan
saling membantu antar-warga masyarakat ketika menghadapi kesulitan (krisis).
Namun, umumnya warga masyarakat akan enggan memberikan bantuan kepada anggota
yang hidup tidak sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku dalarn masyarakat
tersebut. Mekanisme ini relatif sudah terlembaga dalam masyarakat.
Proses
Terbentuknya Masyarakat
Dalam
mempelajari proses terbentuknya masyarkat, perlu dilakukan analis dari berbagi
proses yang ada seperti proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi
sosial, proses difusi, akulturasi, dan pembauran serta invovasi.
1. Proses
Belajar Kebudayaan Sendiri
a. Proses Internalisasi.
Manusia
mempunyai bakat tersendiri dalam DNA nya untuk mengembangkan berbagai macam
perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi pribadinya. Akan tetapi bentuk atau
perwujudan dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam
stimulasi yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya.
Maka proses
internalisasi yang dimaksud adalah proses yang panjang sejak individu tersebut
dilahirkan hingga dipenujung ajalnya , dimana manusia atau individu tersebut
belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta
emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
b. Proses Sosialisasi
Proses
Sosialisasi berhubungan dengan proses belajar kebudayaan dalam sistem
sosial. Dalam proses tersebut, individu sejak masa anak-anak hingga masa tuanya
mempelajari pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di
sekililingnya.
c. Proses Enkulturasi
Dalam proses
Enkulturasi, individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi juga berarti
“pembudayaan”.
2. Proses Evolusi Sosial
Proses
evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang
peneliti seolah-olah dari dekat secara detail, atau dapat juga dipandang dari
jauh hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja.
3. Proses Difusi
Penyebaran
Manusia. Ilmu Paleo antropologi memprediksi bahwa manusia muncul untuk pertama
kali di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan kemudian,
manusia sekarang ini telah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini
dapat diterangkan dengan dengan adanya proses reproduksi dan gerakan
penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adaptasi
fisik dan sosial budaya dan perkembangan teknologi transportasi.
4.Akulturasi atau Asimilasi
Pengertian
akulturasi adalah sebuah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Asimilasi
adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan
latar kebudayaan yang berbeda-beda.
5. Pembauran atau Inovasi
Inovasi
merupakan suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang
semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk
baru.
B. GOLONGAN MASYARAKAT
Dalam lingkungan
masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima
secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan
tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan
lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita
ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.
Perbedaan itu
tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga
terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras,
suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi
badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu
dengan yang lain.
Beragamnya orang
yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial
(pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Kelas sosial
atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi)
antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya
kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial , namun tidak semua masyarakat
memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan
karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional
pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki
pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakt seperti ini menghindari
stratifikasi sosial. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya
mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Klasifikasi
Kelas Sosial Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 2 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles
membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
– Golongan
sangat kaya
– Golongan kaya
– Golongan
miskinAristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan
Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan
Miskin
Ket :
Golongan pertama
: merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha,
tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua :
merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka
terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan etiga :
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx
juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik. Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik. Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3) Pada
masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni: a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial
atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial
menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial
menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial
bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial
lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
1. Upper-upper
class
2. Lower-upper
class
3. Upper-middle
class
4. Lower-middle
class
5. Upper-lower
class
6. Lower-lower
class
Kelas sosial
pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua
: belum lama menjadi kaya
Kelas sosial
ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial
keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin
terkemuka
Kelas sosial
kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial
keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
bergantung pada tunjangan.
4) Dalam
masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak
(top class)
2. Kelas
menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah ekonomi (economic
middle class)
3. Kelas pekerja
(workmen dan Formensclass)
4. Kelas bawah
(underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial
timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status
sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial yang rendah. Contoh : Pada masyarakat Bali,
masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan
Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba.
Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida
Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh
kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan
gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
1. Definisi
Kelas Sosial Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan
beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang
tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan
sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan
pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial
atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
2. Pengertian
Status Sosial Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya
masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan
kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut
sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya.
Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
C. Perbedaan Masyarakat
Non Industri dengan Masyarakat Industri
(1)
Masyarakat
Non Industri
Kita
telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
(a)
Kelompok primerDalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih
intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering
berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok sekunder Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
(2) Masyarakat Industri
Durkheim
mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono
Soekanto, 1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda
bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal
pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas
tertentu. Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las,
ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri.
Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif
untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu
masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan
tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya
individualisme.
Komentar
Posting Komentar