Permasalahan Penduduk Yang Ada Di Indonesia Saat Sekarang
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah
Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan
dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami
permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi,
tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah
kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan
perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Adapun
masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:
A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada
di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India,
Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari
hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke
tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010,
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Dari data di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk Indonesia
dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai
dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan,
ada baiknya kitad mengetahui dampak positifnya lebih dahulu antara lain sebagai
penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan
negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.
sumber: bps.go.id
|
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang
besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki
berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan
berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi
hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan
sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan
penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit.
Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkaitan dengan permasalah
lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air,
pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan
alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar
adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut
orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja
sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk
menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada
membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu
pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang
dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan
lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan
ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga
wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang
matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya
jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalat tingkat atau laju pertumbuhan penduduk.
Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya.
Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam
penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal
penyediaan berbagai sarana dan prasaranan, fasilitas-fasilitas umum dan yang
terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada
di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani olah BKKBN.
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun
tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang
terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih
baik apabila persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka
dibawah 1%. Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu
memiliki angka pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk
dapat menurun merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya
manusia Indonesia.
Apabila tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik
masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun,
kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk
menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan
pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat
kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan
penduduk diharapkan menurun.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan
dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus
penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang
satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat
di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa.
Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi,
ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan
berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan
pemerataan pembangunan.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
- Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
- Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
- Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
- Sumber air
- Perhubangan atau transportasi
- Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. Non Demografis Bersifat Kualitatif
1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus
digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi
penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat
kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan
bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
Dari data di atas dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka
kematian bayi di Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap
1000 kelahiran. Penurunan ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang
kesehatan terus saja diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonsia. Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga
posyandu tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada
saat ini.
Sebagai tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana kondisi
kesehatan bayi yang ada di Indonesia tahun 1998-2005. Pemenuhan Gizi yang baik
tentunya akan sangat berpengaruh pada kesehatan jika dikaitkan dengan kemampuan
bayi untuk bertahan dari penyakit. Kebutuhan akan gizi yang terpenuhi akan
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap penyakit. Dari
grafik di bawah ini, masih terdapat balita yang mengalami gizi kurang bahkan
gizi buruk. Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih perlu
dilakukan
Selain indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga dapat
dilakukan dengan melihat usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam Population
Data Sheet 2012, usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan
tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal ini menujukkan usaha
peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka harapan
hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas
kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi
pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin
tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas
makanan yang memenuhi standar kesehatan.
2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia
masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari
12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun
belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia
yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human
Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih
pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan
di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator
untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan
dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan
punya produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang
berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang
menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di
bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang
terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan
bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan
produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya
peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar
pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan
diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga
pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau
Indonesia bukan termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya
lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih
disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika
meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya
ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat
signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati
penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri
mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat
jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam
saja dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia
memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang
penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin sumber daya
namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya kembali ke sumber
daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi
kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Ini
dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM Indonesia
menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan
dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran
rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia
yang merdeka seutuhnya.
Komentar
Posting Komentar